Oke guys langsung aja kita bahas, jadi ini adalah coupleannya pepatah "Do What You Love" :)
Love What You Do.
Setelah mengerjakan apa yang kita cintai, hal penting lainnya adalah Mencintai apa yang kita kerjakan. Mungkin bisa diartikan dalam konteks dan kondisi yang berbeda, ya. Jika kita dihadapkan pada sebuah kondisi dimana mau tidak mau, suka tidak suka HARUS mengerjakan pekerjaan tersebut, maka teori yang pas adalah Love what you do. Sebuah pekerjaan pastinya akan terasa lebih ringan dan menyenangkan jika kita mencintainya. Jadi tidak ada beban atau rasa keterpaksaan saat melakukan suatu hal tersebut.
Cerita dari saya kali ini tentang kehidupan yang saya jalani setahun terakhir. hehe. Tepatnya setelah saya resmi meninggalkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama dan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Saya memilih Madrasah Aliyah, bukan SMA swasta ataupun SMA Negeri. Mengapa? Dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran, saya rasa jenjang ini lebih pantas untuk saya jadikan modal hidup yang berlandaskan ilmu agama, bukan sekedar ilmu akademik yang didapatkan di SMA Negeri ataupun Swasta. Tidak bermaksud merendahkan atau meremehkan kualitas SMA Negeri dan Swasta, tapi saya benar-benar ingin memperdalam ilmu keagamaan mungkin salah satunya dengan bersekolah di Madrasah Aliyah plus mengambil kesempatan untuk tinggal di asrama sekolah. Nah sip!
"Bismillah ini adalah niatanku Ya Allah.. aku harus betah, aku harus kuat, aku harus buktiin aku bisa! Aku harus berubah, aku harus lebih baik disini, aku nggak mau mengecewakan siapapun.."
Awalnya saya mendaftarkan diri di SMA 10 Malang program Sampoerna Academy, saya ingin mendapatkan beasiswa untuk meringankan beban orangtua. Tetapi takdir berkata lain, saya belum mendapat kesempatan itu dan akhirnya MAN 3 Malang menawarkan 'gerbang pendidikan'nya untuk saya singgahi. "Sekolah yang bagus, luas, asri, dan sepertinya banyak hal menarik disini" Pikiran saya pertama kali yang sewaktu itu belum tahu betul sejarah MAN 3 Malang.
Ini betul-betul hal baru yang harus saya jalani seorang diri, tinggal jauh dari rumah dan keluarga, belajar hidup bersosial didalam asrama, harus bangun pagi-pagi buta untuk antre mandi, lalu sholat berjamaah di masjid, antre makan pagi, persiapan sekolah, membersihkan kamar dan segala macamnya, jam masuk sekolah yang lebih pagi, pelajaran yang padat, full day, antre mandi sore, pergi ke masjid dan menjalani aktivitas sebagai santri, mendapatkan pelajaran-pelajaran keagamaan, kembali ke kamar lalu belajar hingga larut, mengerjakan tugas, dan saya benar-benar dituntut untuk pandai mengatur waktu. Awalnya gelagapan dan merasa stress dengan semua kegiatan yang padat ini, sangat bertolak belakang dengan aktivitas sewaktu masih SMP. Saya menjadi sering tidak fit dan susah untuk berkonsentrasi. Akibatnya, nilai-nilai di Semester Pertama anjlok dan parah lah menurut saya. Remidi sudah bukan hal asing lagi. Sekolah ini memang perfeksionis dan menuntut muridnya untuk giat belajar, benar-benar giat belajar.
Saya merasa beruntung bisa bergabung dengan sekian ratus siswa yang bersekolah disini, mereka adalah orang-orang hebat dan cerdas. Terkadang saya merasa minder dan merasa berada di kelas bawah yang tidak ada apa-apanya untuk menyaingi kehebatan mereka.
Kepercayaan diri saya mulai bangkit saat mulai memasuki semester kedua. Saya lebih bisa fokus dan berkonsentrasi daripada semester sebelumnya. Karena saya menata ulang mimpi dan motivasi saya. Saya mulai terbiasa dengan kehidupan yang disiplin di asrama dan sekolah ini. Saya mulai bisa untuk mencintai dan menikmati apa yang saya lakukan. Toh, ini tidak merugikan kok kalau dicerna dengan baik dan dikerjakan dengan hati yang ikhlas. Semua peraturan, kedisiplinan, tuntutan, ini semua adalah motivasi yang hebat dan pastinya akan sangat berguna di masa yang akan datang. Insyaallah.
Sejak Sekolah Dasar, saya sangat terobsesi dengan dunia IPA. Saya juga sudah mentarget akan masuk jurusan IPA saat SMA. Tapi keinginan itu berubah seiring kenyataannya, saya ingin menekuni sastra.
Bidang ini juga sangat saya sukai sejak TK. Saya senang menulis puisi dan mengarang cerpen. Walaupun sebagian besar cerpen yang saya tulis belum berhasil untuk diselesaikan. hehe. Saya tertarik pada musikalisasi puisi yang mulai saya kenal saat ditunjuk untuk mengisi perpisahan sekolah di SD.
Akhirnya, saya memutuskan untuk masuk jurusan BAHASA.
Gengsi? Ah, buat apa sih gengsi, milih jurusan bukan perihal gengsi atau keren-kerenan doang. Semua punya suksesnya di bidang masing-masing. Sekali lagi, "Do what you love and love what you do!" itu penting untuk keikhlasan kita mengerjakan sesuatu.
Alhamdulillah cukup banyak juga job yang saya dapatkan saat menduduki bangku kelas X ini, hoho.
Saya mengikuti cukup banyak ekstrakulikuler di sekolah dan organisasi di asrama. Seperti Pramuka, Band, Shobarona (seperti band tapi menyanyikan lagu-lagu religi dan sholawat, dibarengi alat musik tradisional), Paduan suara (anggota ilegal untuk acara wisuda), Paskibra (untuk pengibaran tujuhbelasan tahun lalu), Gambus, Teather, dan OSIMA.
Kalau ditanya capek, ya pastinya capeeeeeeek bangeeeeeeeetttttt...
Tapi semua itu jadi menyenangkan kok, kalau kita enjoy dan ikhlas menjalaninya :)
SEMANGAT KAWAN !! Inget lhooo.. tanggung jawab kita besar banget untuk Bangsa, Negara, dan Agama kita ini. Lihat deh dimana-mana anak muda udah pada kacau pergaulannya, udah pada rusak moralnya, udah pada melengos pemikirannya. MIRIS banget kan? ckckck.
Yang terpenting jaga diri, jaga hati, jaga iman. Yang kuat yaa.. yang kuat menghadapi tantangan jaman yang semakin GILA ini. Semoga kita semua tetap dijaga olehNYA dan jangan pernah berhenti bermimpi untuk menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas :)))