Malaikat Kecil Bersayap

Di atas bumi berselimut kabut
Embun berbaur kehangatan
Pada rumput yang disebut ilalang
Seperti yang ku katakan
Mimpiku sedang berkecambah
Entah apa kata-kata itu

Sinarnya menyilaukan
Sungguh membutakan
Tak bisa dibaca mata
Lagi-lagi ku temui
Malaikat kecil bersayap
Yang kini sedang merajut sayapnya
Ia menoleh padaku yang sedari tadi memperhatikannya
Senyum di bibir kecilnya menggetarkanku

Sinar itu tiba-tiba menghantam tubuhku
Membuatku lupa pada malaikat kecil bersayap
Hingga aku tak sadar lagi

Saat aku terjaga dari ketidaksadaranku
Malaikat kecil, ia berbisik,
"Sinar yang kau lihat memang indah, tetapi ia menyilaukan.
Yang kau baca memang menyenangkan, membuatmu selalu ingin merasakan, tetapi ia membutakan.
Suaranya memang lembut, selalu akan membuaimu pada kenikmatan, tetapi akan membuat telingamu tak bisa mendengar.
Parasnya memang sungguh penuh kesempurnaan, dengan segala keindahan dan ketakjuban, tetapi semuanya akan membuat hatimu mati tak bernyawa..."

Hatiku bergetar , memaknai yang ia katakan
Benar .
Tak selamanya keindahan membawa diri dalam kemudahan
Dan tak selamanya hal yang kau anggap sia-sia dan tak berguna mengantarmu pada kesulitan
Semua akan menjadi mudah jika dimengerti

Malaikat kecil bersayap terus merajut sayapnya
Hingga waktunya tiba, ia akan terbang bebas ke angkasa
Dan tak akan lupa pada permukaan yang membawanya melayang

 

by Chandra Indah Ratna Odhysa (Notes) on Saturday, January 23, 2010 at 8:51am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

be critical :)